ALKILASI SENYAWA KARBONIL

Reaksi Asilasi
            Reaksi asilasi pada karbonil umumnya berupa alkilasi Friedel-Crafts. Rekasi terjadi pada senyawa aromatik dengan sebuah asan klorida dan asam lewis (seperti AlCl3) dengan penmabahan gugus asil kepada cincin aromatik yang mneghasilkan produk keton aromatik. Reaksi alkilasi melibatkan karbokation elektrofil yang kuat (ion acylium), namun karbokation ini tidak dapat dilakukan penataan ulang kembali setelah distabilkan melalui resonansi.

Synthesis of Ketons via α-Alkilasi
            Aldehid dan keton bersifat asam pada posisi alfa karena deprotonasi menghasilkan basa knjugasi resonansi ayng stabil (enolat). Ion enolat merupakan nukleofilik pada karbon alfa. Enolat diperoleh dari aldehid yang sulit dikendalikan karena aldehid juga merupakan elektrofil yang baik dan sering terjadi reaksi dimerisasi (self-aldol condensation). Namun, enolat keton merupakan spesi sintesis yang sebaguna karena dapat bereaksi dengan berbagai elektrofil. Misalnya, jika direaksikan dengan alkil halide (RX) enolat bertindak sebagai nukleofil dalam mekanisme SN2 yang menambahkan gugus alkil ke kerbon alfa.
            Dua langkap α-alkilasi dimana dimulai dengan deprotonasi keton menggunakan basa kuat seperti litium diisopropilamid (LDA) pada suhu -78°C, diikuti adisi alkil halida. Karena enolat nukloefilik juga sangat bsa, maka alkil halisa harus tidak memiliki rintangan atau angan sterik untuk menghdari persaingan dengan reaksi eliminasi (E2). Ideal RX untuk reaksi SN2 yaitu alkil primer, allylic, benzylic.

Alkilasi
    Reaksi penambahan alkil pada suatu karbonil, salah satu reaksinya adalah:
    Reaksi Ester Asetoasetat
     Pada reaski ini terjadi proses alkilasi dimana pada tahapan pertama yakni Pembentukan ion enolat pada reaksi antara etil asetoasetat dan NaOC2H5 dalam etanol. Selanjutnya reaksi Alkilasi  Reaksi alkilasi tidak terbatas hanya pada enolat dari dietil malonat. Enolat lain juga menjalani reaksi SN2 dengan alkil halide untuk menghasilkan produk teralkilasi. Enolat lain yang lazim digunakan adalah enolat yang diperoleh dari etil asetoasetat (ester asetoasetat). Produk akhir alkilasi ester asetoasetat adalah aseton tersubtitusi α. jadi, sebelum mengalami tahap selanjutnya dari sintesis ester asetoasetat, senyawa ester asetoasetat ini terlebih dahulu diubah menjadi anion enolat oleh perlakuan natrium etoksida, yang kemudian ion enolatnya akan dialkilasi melalui reaksi SN2 dengan alkil halide. Pada proses alkilasi ini dapat dilakukan dua kali jika diinginkan, hal ini dikarenakan ester asetoasetat memilki dua hydrogen α.


Alkilasi Enolat
Salah satu reaksi yang paling penting dari enolat adalah alkilasi oleh
adanya perlakuan dengan alkil halida. Reaksi ini sangat berguna untuk tujuan
sintesis karena memungkinkan pembentukan ikatan karbon-karbon baru, yaitu
menggabungkan dua senyawa yang lebih kecil menjadi molekul yang lebih
besar. Alkilasi terjadi bila anion enolat yang nukleofilik bereaksi dengan alkil
halida yang elektrofilik dan memaksa keluar ‘leaving group’ melalui mekanisme
SN2. Reaksi dapat terjadi pada atom oksigen enolat atau karbon alfa, tetapi
secara normal terjadi pada atom karbon.


Sintesis Ester Malonat
Sintesis ester malonat merupakan salah satu reaksi alkilasi karbonil yang
terkenal dan tertua dan merupakan metoda yang bagus untuk membuat asam
asetat yang tersubstitusi α dari alkil halida.


Alkylations


       Aldehid dan keton bersifat asam pada posisi alfa karena deprotonasi menghasilkan basa knjugasi resonansi ayng stabil (enolat). Ion enolat merupakan nukleofilik pada karbon alfa. Enolat diperoleh dari aldehid yang sulit dikendalikan karena aldehid juga merupakan elektrofil yang baik dan sering terjadi reaksi dimerisasi (self-aldol condensation). Namun, enolat keton merupakan spesi sintesis yang sebaguna karena dapat bereaksi dengan berbagai elektrofil. Misalnya, jika direaksikan dengan alkil halide (RX) enolat bertindak sebagai nukleofil dalam mekanisme SN2 yang menambahkan gugus alkil ke kerbon alfa.



Permasalahan:
1. Reaksi alkilasi melibatkan karbokation elektrofil yang kuat (ion acylium), namun karbokation ini tidak dapat dilakukan penataan ulang kembali setelah distabilkan melalui resonansi, kenapa tidak bisa dilakukan penataan ulang?

2. Pembentukan Enolat dapat dibentuk dengan menggunakan basa kuat ("kondisi keras") ataupun menggunakan asam Lewis dengan basa lemah ("kondisi lunak"). Apa yang terjadi Jika katalis yang digunakan merupakan basa yang moderat seperti ion hidroksida atau sebuah alkoksida ?

3. Pada reaksi sintesis keton melalui α-alkilasi, deprotonasi keton menggunakan basa kuat seperti litium diisopropilamid (LDA) pada suhu -78°C, mengapa digunakan suhu rendah dan bagaimana jika digunakan suhu yag lebih tinggi?


Comments

  1. Saya akan menjawab permasalahan terakhir Aldehid dan keton bersifat asam pada posisi alfa karena deprotonasi menghasilkan basa knjugasi resonansi ayng stabil (enolat). Ion enolat merupakan nukleofilik pada karbon alfa. Enolat diperoleh dari aldehid yang sulit dikendalikan karena aldehid juga merupakan elektrofil yang baik dan sering terjadi reaksi dimerisasi (self-aldol condensation). Namun, enolat keton merupakan spesi sintesis yang sebaguna karena dapat bereaksi dengan berbagai elektrofil. Misalnya, jika direaksikan dengan alkil halide (RX) enolat bertindak sebagai nukleofil dalam mekanisme SN2 yang menambahkan gugus alkil ke kerbon alfa.
    Dua langkap α-alkilasi dimana dimulai dengan deprotonasi keton menggunakan basa kuat seperti litium diisopropilamid (LDA) pada suhu -78°C, diikuti adisi alkil halida. Karena enolat nukloefilik juga sangat bsa, maka alkil halisa harus tidak memiliki rintangan atau angan sterik untuk menghdari persaingan dengan reaksi eliminasi (E2). Ideal RX untuk reaksi SN2 yaitu alkil primer, allylic, benzylic.

    ReplyDelete
  2. Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg kedua :
    Jika katalis yang digunakan merupakan basa yang moderat seperti ion hidroksida atau sebuah alkoksida, reaksi aldol akan terjadi melalui serangan nukleofilik oleh enolat pada gugus karbonil molekul lain yang terstabilisasi oleh resonansi. Produk reaksi ini adalah garam alkoksida dari produk aldol. Aldol itu sendiri akan terbentuk dan dapat mengalami dehidrasi, menghasilkan senyawa karbonil tak jenuh.

    ReplyDelete
  3. Saya akan mencoba menjawab permasalahan kedua.
    Jika katalis yang digunakan merupakan basa yang moderat seperti ion hidroksida atau sebuah alkoksida, reaksi aldol akan terjadi melalui serangan nukleofilik oleh enolat pada gugus karbonil molekul lain yang terstabilisasi oleh resonansi. Produk reaksi ini adalah garam alkoksida dari produk aldol. Aldol itu sendiri akan terbentuk dan dapat mengalami dehidrasi, menghasilkan senyawa karbonil takjenuh. Gambar di bawah ini menunjukkan mekanisme sederhana untuk reaksi swakondensasi aldehida yang dikatalisasikan oleh basa.

    ReplyDelete
  4. enolat keton merupakan spesi sintesis yang sebaguna karena dapat bereaksi dengan berbagai elektrofil. Misalnya, jika direaksikan dengan alkil halide (RX) enolat bertindak sebagai nukleofil dalam mekanisme SN2 yang menambahkan gugus alkil ke kerbon alfa.
    Dua langkap α-alkilasi dimana dimulai dengan deprotonasi keton menggunakan basa kuat seperti litium diisopropilamid (LDA) pada suhu -78°C, diikuti adisi alkil halida. Karena enolat nukloefilik juga sangat bsa, maka alkil halisa harus tidak memiliki rintangan atau angan sterik untuk menghdari persaingan dengan reaksi eliminasi (E2).

    ReplyDelete
  5. Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 3.
    Enolat hanya akan terdapat pada kondisi yang bebas asam Bronsted karena secara umum enolat bersifat sangat basa.
    Senyawa 1,3-dikarbonil dan 1,3,5-trikarbonil sedikit asam karena adanya stabilisasi resonansi yang kuat yang terjadi ketika satu atom hidrogen dilepaskan (dari bentuk keto maupun enol). Resonansi enol memiliki analogi yang sama yang digunakan untuk menjelaskan keasaman fenol, yakni terjadi delokalisasi muatan negatif ion enolat ke karbon alfa. Ion-ion enolat ini sangatlah berguna dalam sintesis senyawa alkohol dan karbonil yang rumit. Ia sangat berguna karena karbon-α gugus enolat bersifat nukleofilik.

    ReplyDelete
  6. saya akan menjawab permasalahan ke 3.
    Aldehid dan keton bersifat asam pada posisi alfa karena deprotonasi menghasilkan basa knjugasi resonansi ayng stabil (enolat). Ion enolat merupakan nukleofilik pada karbon alfa. Enolat diperoleh dari aldehid yang sulit dikendalikan karena aldehid juga merupakan elektrofil yang baik dan sering terjadi reaksi dimerisasi (self-aldol condensation). Namun, enolat keton merupakan spesi sintesis yang sebaguna karena dapat bereaksi dengan berbagai elektrofil. Misalnya, jika direaksikan dengan alkil halide (RX) enolat bertindak sebagai nukleofil dalam mekanisme SN2 yang menambahkan gugus alkil ke kerbon alfa.
    Dua langkap α-alkilasi dimana dimulai dengan deprotonasi keton menggunakan basa kuat seperti litium diisopropilamid (LDA) pada suhu -78°C, diikuti adisi alkil halida. Karena enolat nukloefilik juga sangat bsa, maka alkil halisa harus tidak memiliki rintangan atau angan sterik untuk menghdari persaingan dengan reaksi eliminasi (E2). Ideal RX untuk reaksi SN2 yaitu alkil primer, allylic, benzylic.

    ReplyDelete
  7. Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg kedua :
    Jika katalis yang digunakan merupakan basa yang moderat seperti ion hidroksida atau sebuah alkoksida, reaksi aldol akan terjadi melalui serangan nukleofilik oleh enolat pada gugus karbonil molekul lain yang terstabilisasi oleh resonansi. Produk reaksi ini adalah garam alkoksida dari produk aldol. Aldol itu sendiri akan terbentuk dan dapat mengalami dehidrasi, menghasilkan senyawa karbonil tak jenuh.

    ReplyDelete
  8. Saya akan menjawab permasalahan terakhir Aldehid dan keton bersifat asam pada posisi alfa karena deprotonasi menghasilkan basa knjugasi resonansi ayng stabil (enolat). Ion enolat merupakan nukleofilik pada karbon alfa. Enolat diperoleh dari aldehid yang sulit dikendalikan karena aldehid juga merupakan elektrofil yang baik dan sering terjadi reaksi dimerisasi (self-aldol condensation). Namun, enolat keton merupakan spesi sintesis yang sebaguna karena dapat bereaksi dengan berbagai elektrofil. Misalnya, jika direaksikan dengan alkil halide (RX) enolat bertindak sebagai nukleofil dalam mekanisme SN2 yang menambahkan gugus alkil ke kerbon alfa

    ReplyDelete
  9. Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg kedua :
    Jika katalis yang digunakan merupakan basa yang moderat seperti ion hidroksida atau sebuah alkoksida, reaksi aldol akan terjadi melalui serangan nukleofilik oleh enolat pada gugus karbonil molekul lain yang terstabilisasi oleh resonansi. Produk reaksi ini adalah garam alkoksida dari produk aldol. Aldol itu sendiri akan terbentuk dan dapat mengalami dehidrasi, menghasilkan senyawa karbonil tak jenuh.

    ReplyDelete
  10. Saya akan menjawab permasalahan terakhir Aldehid dan keton bersifat asam pada posisi alfa karena deprotonasi menghasilkan basa knjugasi resonansi ayng stabil (enolat). Ion enolat merupakan nukleofilik pada karbon alfa. Enolat diperoleh dari aldehid yang sulit dikendalikan karena aldehid juga merupakan elektrofil yang baik dan sering terjadi reaksi dimerisasi (self-aldol condensation). Namun, enolat keton merupakan spesi sintesis yang sebaguna karena dapat bereaksi dengan berbagai elektrofil.
    Aldehid dan keton bersifat asam pada posisi alfa karena deprotonasi menghasilkan basa knjugasi resonansi ayng stabil (enolat). Ion enolat merupakan nukleofilik pada karbon alfa. Enolat diperoleh dari aldehid yang sulit dikendalikan karena aldehid juga merupakan elektrofil yang baik dan sering terjadi reaksi dimerisasi (self-aldol condensation). Namun, enolat keton merupakan spesi sintesis yang sebaguna karena dapat bereaksi dengan berbagai elektrofil. Misalnya, jika direaksikan dengan alkil halide (RX) enolat bertindak sebagai nukleofil dalam mekanisme SN2 yang menambahkan gugus alkil ke kerbon alfa.
    Dua langkap α-alkilasi dimana dimulai dengan deprotonasi keton menggunakan basa kuat seperti litium diisopropilamid (LDA) pada suhu -78°C, diikuti adisi alkil halida. Karena enolat nukloefilik juga sangat bsa, maka alkil halisa harus tidak memiliki rintangan atau angan sterik untuk menghdari persaingan dengan reaksi eliminasi (E2). Ideal RX untuk reaksi SN2 yaitu alkil primer, allylic, benzylic.

    ReplyDelete
  11. saya akan menjawab permasalahan ke 3.
    Aldehid dan keton bersifat asam pada posisi alfa karena deprotonasi menghasilkan basa knjugasi resonansi ayng stabil (enolat). Ion enolat merupakan nukleofilik pada karbon alfa. Enolat diperoleh dari aldehid yang sulit dikendalikan karena aldehid juga merupakan elektrofil yang baik dan sering terjadi reaksi dimerisasi (self-aldol condensation). Namun, enolat keton merupakan spesi sintesis yang sebaguna karena dapat bereaksi dengan berbagai elektrofil. Misalnya, jika direaksikan dengan alkil halide (RX) enolat bertindak sebagai nukleofil dalam mekanisme SN2 yang menambahkan gugus alkil ke kerbon alfa.

    ReplyDelete
  12. Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 3.
    Enolat hanya akan terdapat pada kondisi yang bebas asam Bronsted karena secara umum enolat bersifat sangat basa.
    Senyawa 1,3-dikarbonil dan 1,3,5-trikarbonil sedikit asam karena adanya stabilisasi resonansi yang kuat yang terjadi ketika satu atom hidrogen dilepaskan (dari bentuk keto maupun enol). Resonansi enol memiliki analogi yang sama yang digunakan untuk menjelaskan keasaman fenol, yakni terjadi delokalisasi muatan negatif ion enolat ke karbon alfa. Ion-ion enolat ini sangatlah berguna dalam sintesis senyawa alkohol dan karbonil yang rumit. Ia sangat berguna karena karbon-α gugus enolat bersifat nukleofilik.

    ReplyDelete
  13. saya jawab no 2 Jika katalis yang digunakan merupakan basa yang moderat seperti ion hidroksida atau sebuah alkoksida, reaksi aldol akan terjadi melalui serangan nukleofilik oleh enolat pada gugus karbonil molekul lain yang terstabilisasi oleh resonansi. Produk reaksi ini adalah garam alkoksida dari produk aldol. Aldol itu sendiri akan terbentuk dan dapat mengalami dehidrasi, menghasilkan senyawa karbonil takjenuh. Gambar di bawah ini menunjukkan mekanisme sederhana untuk reaksi swakondensasi aldehida yang dikatalisasikan oleh basa.

    ReplyDelete
  14. aya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg kedua :
    Jika katalis yang digunakan merupakan basa yang moderat seperti ion hidroksida atau sebuah alkoksida, reaksi aldol akan terjadi melalui serangan nukleofilik oleh enolat pada gugus karbonil molekul lain yang terstabilisasi oleh resonansi. Produk reaksi ini adalah garam alkoksida dari produk aldol. Aldol itu sendiri akan terbentuk dan dapat mengalami dehidrasi, menghasilkan senyawa karbonil tak jenuh.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

MANIPULASI GUGUS FUNGSI (Juggling Functionality And Heteroatoms)

Sintesis Alkuna by Metathesis