MANIPULASI GUGUS FUNGSI (Juggling Functionality And Heteroatoms)

menurut definisinyaa gugus fungsi adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Gugus fungsi merupakan bagian yang reaktif dari suatu molekul sehingga gugus fungsi ini banyak menentukan sifat-sifat senyawa. Gugus fungsi sangatlah berperan penting didalam kehidupan kimia organik. Kemampuan atom karbon untuk membentuk ikatan tunggal dan ganda dengan sesamanya, yang memungkinkan pembentukan struktur dengan mengikat berbagai gugus fungsional. Gugus fungsional adalah konfigurasi spesifik atom-atom yang umumnya berikatan dengan kerangka karbon molekul organik dan umumnya terlibat dalam reaksi kimiawi.


Berdasarkan tabel diatas kita bisa memahami bahwa berlangsungnya suatu reaksi yang bertanggung jawab atas reaksi tersebut ialah berdasarkan sifat dan ikatan dalam gugus fungsi tersebut. Nah perlu juga diingat bahwa ikatan dalam gugus fungsi ini sangat menentukan kereaktifan dan reaksi secara fisika dalam berlangsungnya suatu reaksi senyawa.

Ciri dan sifat suatu atom dapat diketahui melalui gugus atomnya itu sendiri dalam sebuah molekul atau disebut dengan gugus fungsi. Misalnya pada alkohol,

Gugus fungsi adalah gugus atom dalam molekul yang menentukan ciri atau sifat suatu senyawa.  Gugus fungsi ini merupakan atom selain atom karbon dan atom hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dan membentuk ikatan rangkap. Adapun bagian-bagian dari molekul yang hanya terdiri dari atom karbon dan hidrogen saja serta hanya mengandung ikatan tunggal saja disebut gugus-gugus non fungsional.


Heteroatom adalah atom selain karbon atau hidrogen. Heteroatom pada umumnya adalah nitrogen, oksigen, sulfur, fosfor dan halogen.

Suatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.

Meskipun ikatan π memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan karakteristik molekul, bukatn berarti ikatan σ C–C dan C–O tidak penting. Ikatan-ikatan tersebut membentuk skeleton atau rangka dasar karbon tempat gugus-gugus fungsional terikat.

Misalnya etana, yang hanya memiliki ikatan σ C–C dan C–O, sehingga tidak memiliki gugus fungsional. Etana tidak memiliki ikatan polar, pasangan elektron bebas, maupun ikatan π, sehingga tidak ada sisi reaktif. Karena itu, etana dan molekul-molekul yang sejenis dengannya sangat tidak reaktif. Di sisi lain, etanol memiliki dua atom karbon dan lima atom hidrogen pada rangka induknya, serta satu gugus OH, suatu gugus fungsional yang disebut gugus hidroksi. Etanol memiliki pasangan elektron bebas dan ikatan polar yang membuatnya bersifat reaktif dengan berbagai macam pereaksi.


Organic  Structures 

Ada berbagai macam struktur organik yang dapat Anda temukan. Beberapa kelompok fungsional yang mungkin terkandung dalam struktur ini diberikan di bawah ini, dikelompokkan sesuai dengan tingkat kelompok fungsional mereka. 
Kelompok Fungsional Level 1. Setiap atom karbon Tingkat 1 (berwarna merah) memiliki satu ikatan dengan heteroatom (diperlihatkan dengan warna biru). 
Dalam setiap struktur, grup 'R' dapat berupa atom karbon dari gugus alkil atau gugus aril, atau bisa juga hidrogen.






Permasalahan:

1. Mengapa suatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu?

2. Mengapa etana tidak memiliki gugus fungsional?

3. pada reaksi berikut, tentukan keadaan apa (oksidasi atau reduksi) yang terjadi dan keadaan apa yang terjadi pada reaksinya


Comments

  1. Saya akan mencoba menjawab no 2. hanya memiliki ikatan σ C–C dan C–O, sehingga tidak memiliki gugus fungsional. Etana tidak memiliki ikatan polar, pasangan elektron bebas, maupun ikatan π, sehingga tidak ada sisi reaktif. Karena itu, etana dan molekul-molekul yang sejenis dengannya sangat tidak reaktif.

    ReplyDelete
  2. Saya akan mencoba menjawab nomor 1.
    karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.

    ReplyDelete
  3. Saya akan mencoba menjawab permasalahan ketiga.
    Pada reaksi 1. Terjadi reaksi oksidasi dimana C-H teroksidasi menjadi C-Cl sedangkan reaksi 2. Terjadi reduksi dimana melalui Reagen grignard C-Cl berubah menjadi C-H.

    ReplyDelete
  4. karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.

    ReplyDelete
  5. Saya akan mencoba menjawab permasalahan ketiga.
    Pada reaksi 1. Terjadi reaksi oksidasi dimana C-H teroksidasi menjadi C-Cl sedangkan reaksi 2. Terjadi reduksi dimana melalui Reagen grignard C-Cl berubah menjadi C-H.

    ReplyDelete
  6. Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg ke-2:
    Karena etana hanya memiliki ikatan σ C–C dan C–O, sehingga tidak memiliki gugus fungsional. Etana tidak memiliki ikatan polar, pasangan elektron bebas, maupun ikatan π, sehingga tidak ada sisi reaktif. Karena itu, etana dan molekul-molekul yang sejenis dengannya sangat tidak reaktif.

    ReplyDelete
  7. Saya akan mencoba menjawab nomor 1.
    karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.

    ReplyDelete
  8. Saya akan mencoba menjawab nomor 1.
    karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.

    ReplyDelete
  9. Saya akan mencoba menjawab permasalahan Anda yg ke-2:
    Karena etana hanya memiliki ikatan σ C–C dan C–O, sehingga tidak memiliki gugus fungsional. Etana tidak memiliki ikatan polar, pasangan elektron bebas, maupun ikatan π, sehingga tidak ada sisi reaktif. Karena itu, etana dan molekul-molekul yang sejenis dengannya sangat tidak reaktif.

    ReplyDelete
  10. Saya akan mencoba menjawab nomor 1.
    karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.

    ReplyDelete
  11. Saya akan mencoba menjawab permasalahan ketiga.
    Pada reaksi 1. Terjadi reaksi oksidasi dimana C-H teroksidasi menjadi C-Cl sedangkan reaksi 2. Terjadi reduksi dimana melalui Reagen grignard C-Cl berubah menjadi C-H.

    ReplyDelete
  12. saya jawab no 2 Karena etana hanya memiliki ikatan σ C–C dan C–O, sehingga tidak memiliki gugus fungsional.

    ReplyDelete
  13. jawaban permsalahan nomor 3 Suatu heteroatom dapat memberikan reaktifitas pada suatu molekul tertentu karena heteroatom memiliki pasangan elektron bebas yang dapat membuat atom karbon menjadi kekurangan elektron. Sedangkan ikatan π memberi pengaruhnya karena sifatnya yang mudah terputus pada reaksi kimia. Suatu ikatan π membuat suatu molekul menjadi basa dan bersifat nukleofil.

    Meskipun ikatan π memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan karakteristik molekul, bukatn berarti ikatan σ C–C dan C–O tidak penting. Ikatan-ikatan tersebut membentuk skeleton atau rangka dasar karbon tempat gugus-gugus fungsional terikat.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

ALKILASI SENYAWA KARBONIL

Sintesis Alkuna by Metathesis